PEMBAHASAN
Inna Wa Akhowatuha (إن واخواتها)
A. PENGERTIAN
INNA
إن adalah
salah satu ‘amil (عامل)
dari beberapa amil
nawashib yang bisa masuk sekaligus mempengaruhi susunan i’rab
mubtada’ dan khabar.
وأخواتها adalah salah
satu dari amil nawasib yang dapat merusak amalnya mubtada’ khobar. إنّ وأخواتها beramal الاسم و ترفع الخبر تنصب yaitu menashobkan isim dan merofakan khobar.
إنَّ زيدا قائمٌ asalnya زيدٌ قائمٌ (susunan
mubtada – khobar tanpa إنَّ ) tetapi setelah
dimasuki inna, maka mubtada yang pada awalnya
rofa’ berubah menjadi nashab.
B.
SAUDARA-SAUDARA INNA
saudara-saudara inna antara lain:
NO
|
Huruf
|
Arti
|
1
|
إِنَّ
|
Sesungguhnya
|
2
|
أَنَّ
|
Bahwasanya
|
3
|
كَأَنَّ
|
Seakan-akan,
seolah-olah
|
4
|
لَكِنَّ
|
Akan tetapi
|
5
|
لَعَلَّ
|
Semoga, agar, boleh
jadi
|
6
|
لَيْتَ
|
Seandainya, andaisaja
|
1. إنَّ
Inna artinya : Sesungguhnya
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan
pembicaraan
Inna (إِنَّ ) hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh tidak serta
apabila tidah beramal maka wajib memberi lam fariqoh ( لام فارقة ) pada lafadz yang sesudahnya.
Contoh: إِنْ زَيْدٌ لَقَائِمٌ .
Dan lebih banyak muhmal-nya ( tidak amal )
dari pada amalnya.
Huruf “إِنْ “ di atas berasal dari “إِنَّ “ yang ditakhfif, ia tidak lagi beramal menashabkan mubtada’. Karena itu,
kata sesudahnya tetap dibaca rafa’.
Kata qodir marfu’ dengan dhommah, dan kata Allah
mansub dengan fathah
سَمِيْعٌ للهَ اإِنَّ
(innallaha samii’un) sesungguhnya Allah maha mendengar
Kata سَمِيْعٌ marfu dengan tanda dhommah, isim mufrod sebagai khobar inna.
(innallaha samii’un) sesungguhnya Allah maha mendengar
Kata سَمِيْعٌ marfu dengan tanda dhommah, isim mufrod sebagai khobar inna.
الْإِسْلاَمُ
اللهِ عِنْدَ الدِّيْنَ إِنَّ
(inna addina ‘indallahi al islaamu) sesungguhnya agama (yg diterima) disisi Allah adalah islam
Kata الْإِسْلاَمُ marfu’ dengan dhommah, isim mufrod, sebagai khobar inna.
(inna addina ‘indallahi al islaamu) sesungguhnya agama (yg diterima) disisi Allah adalah islam
Kata الْإِسْلاَمُ marfu’ dengan dhommah, isim mufrod, sebagai khobar inna.
2. أَنَّ
Anna artinya : bahwa
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
Anna ( أَنَّ ) hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) dan kemudian isimnya pasti berupa dhomir sya’an ( ضمير شأن ) yang disimpan dan khabarnya pasti berupa jumlah.
Contoh: عَلِمْتُ زَيْدٌ قَائِمٌ .
Dan bila ada yang isimnya bukan dlomir sya’an (ضمير شأن ) maka
hukumnya langka. Contoh: فَلَوْ أَنَّكَ فِي يَوْمِ الرَّخَاءِ سَأَلْتَنِي .
أَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
Artinya: Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan
Allah.
3. كَأَنَّ
Kaanna artinya : seakan-akan
Fungsinya : penyerumpamaan
Kaanna (كَأَنَّ ) juga bisa ditakhfif
dan yang kaprah isimnya berupa dlomir sya’an
(ضمير شأن ) yang disimpan.
Contoh: كَأَنْ شَدْيَانُ خُقَانِ .
Tetapi ada juga yang ditetapkan walaupun sedikit.
Contoh: كَأَنْ زَيْدًا أَسَدٌ dan
4. لَكِنَّ
Lakinna artinya : akan tetapi
Fungsinya : menyangkal
Contoh :
5. لَعَلَّ
Laalla artinya: semoga/agar
Fungsinya : pengharapan
Contoh :
لَعَلَّ عَلِيٌّ
مَرِيضٌ
6. لَيْتَ
Laita artinya : seandainya
Fungsinya : berangan-angan
Contoh : لَيْتَ الشَّباَّ يَعُودُ يَوماً Artinya : seandainya
masa muda itu bisa kembali
Kata يَعُودُ menempati kedudukan
rofa (fii mahalli rof’in), sebagai khobar laita.
C.
AMAL INNA
Inna wa
wakhwatuha memiliki fungsi:
Inna dan saudara-saudaranya
yakni ( إِنَّ, أَنَّ, لَيْتَ,
لَكِنَّ, لَعَلَّ دان كَأَنَّ ) pengamalannya
sebaliknya pengamalannya kaana ( كَانَ )Jadi
تَنْصِبُ اْلإِسْمَ
وَتَرْفَعُ الْخَبَرَ yaitu menashabkan
mubtada’ untuk dijadikan isimnya dan merafa’kan khabar mubtada’ untuk dijadikan
khabarnya.
Menurut
mazdhab bashrah inna wa akhowatuha beramal pada kedua juznya yakni mubtada’ dan
khabarnya.
Sedangkan
menurut mazdhab kuffah inna wa akhowatuha hanya beramal pada juznya yang
pertama yaitu mubtada’ dan tidak beramal pada khabarnya, karena rafa’nya
tetap ketika belum kemasukan inna, yaitu sebagai khobarnya mubtada’.
Contoh mudahnya adalah مُحَمَّدٌ قَائِمٌ :. Setelah kemasukan إِنَّ وَأَخْوَاتُهَا berubah
harakatnya menjadi إِنَّ مُحَمَّدًا قَائِمٌ.
Perhatikan contoh pada
tabel berikut ini dan perhatikan pula perubahan baris pada
kalimat berikut sebelum dan sesudah di masuki kata inna.
Sebelum dimasuki
اِنَّ
|
Sesudah dimasuki
إِنَّ
|
Keterangan
|
اَحْمَدُ اُسْتَاذٌ
Ahmad seorang guru
|
إنَّ اَحْمَدَ اُسْتــَاذٌ
Kata Ahmad barisnya berubah asalnya dhamah menjadi
fathah
|
اَحْمَدَ : isim inna
اُسْتَــاذٌ : khabar
inna
|
مُحَمَّدٌ تِلْمِيـْذٌ
Muhammad seorang murid
|
إِنَّ مُحَمَّـدًا تِلْمِيذٌ
Kata Muhammad barisnya berubah, asalnya dhamah menjadi fathah
|
مُحَمَّدًا : Isim Inna
تِلْمِيْذٌ : khabar
Inna
|
D.
Contoh
inna wa akhwatuha dalam Al-Qur’an
·
Surat
Al-‘Ashr
ayat 2
خسر لفي الإنسان إنَّ
- inna al-insaana la fii khusrin
Inna = sesungguhnya
Al-insaana = manusia (insan)
La = sungguh
Fii = dalam
Khusrin = kerugian
Inna = sesungguhnya
Al-insaana = manusia (insan)
La = sungguh
Fii = dalam
Khusrin = kerugian
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Dari
makalah ini kita dapat menyimpulkan bahwa إن adalah salah satu ‘amil (عامل) dari
beberapa amil nawashib yang bisa masuk sekaligus mempengaruhi
susunan i’rab mubtada’ dan khabar.
وأخواتها adalah salah
satu dari amil nawasib yang dapat merusak amalnya mubtada’ khobar. إنّ وأخواتها beramal الاسم و ترفع الخبر تنصب yaitu menashobkan isim dan merofakan khobar. Inna dan saudara-saudaranya yakni ( إِنَّ, أَنَّ, لَيْتَ, لَكِنَّ, لَعَلَّ دان كَأَنَّ ) pengamalannya sebaliknya pengamalannya kaana ( كَانَ ) jadi تَنْصِبُ اْلإِسْمَ وَتَرْفَعُ الْخَبَرَ yaitu menashabkan
mubtada’ untuk dijadikan isimnya dan merafa’kan khabar mubtada’ untuk dijadikan
khabarnya.
3.2 SARAN
Tiada
harapan sedikitpun dari penulis kecuali makalah ini dapat bermanfaat kepada si
pembaca dan penulis menyarankan kepada pembaca agar selalu membaca karena
membaca adalah salah satu cara untuk mengetahui tentang suatu ilmu atau
pelajaran yang belum kamu ketahui serta membaca adalah termasuk jendela dari
ilmu.
Dengan
demikian, apabila ada kesalahan-kesalahan dalam makalah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Kiranya ada kesalahan
dalam penulisan maupun penjelasan penulis minta maaf yang sebesar-besarnya
serta tidak lupa sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
2.
www.lip Kasyiful Qulub.com “inna wa akhwatuha”
4.
Ma’arif, syamsul. 2008. NAHWU KILAT.
Bandung: Nuansa Aulia.
5.
MUkhlish. 2007. Dasar-dasar Bahasa Arab.
Yogyakarta: Insan Madani.
6.
Anwar,
Moch. 1995. Ilmu Nahwu:
Terjemahan Matan al-Jurumiyah dan ‘Imrithy Berikut Penjellasanya.
Bandung: Sinar Baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar